MAJALAHTIME.COM– Dalam perkembangan terbaru, Capital Sensitivity Analysis Index (CSA Index) menunjukkan penguatan yang signifikan, mencapai level 82,6 pada bulan Desember 2024.
Angka ini mencerminkan optimisme yang kembali mengemuka di pasar, sejalan dengan hasil pemilihan umum di Amerika Serikat yang turut mempengaruhi sentimen investor.
Data yang dikumpulkan antara 15 hingga 30 November 2024 menunjukkan bahwa optimisme ini tidak hanya bersifat sementara.
CSA Index kembali ke level yang sama seperti di awal tahun 2024, menandakan tren positif yang telah berlangsung sejak Agustus.
Potensi window dressing yang sering terjadi di akhir tahun menjadi pendorong utama optimisme ini.
Beberapa faktor positif turut berkontribusi terhadap sentimen pasar.
Pemerintahan baru yang diproyeksikan akan menerapkan kebijakan lebih agresif dalam mendukung pembangunan ekonomi dan stabilitas politik diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor domestik.
Bank Indonesia (BI) juga telah memangkas suku bunga menjadi 6,00% hingga akhir tahun, yang diharapkan dapat mendorong likuiditas di pasar.
Pertumbuhan kredit diperkirakan akan meningkat antara 10% hingga 12%, didorong oleh belanja pemerintah yang lebih tinggi dan pemulihan daya beli masyarakat, terutama di sektor konsumsi dan telekomunikasi.
Dilansir dari Telegraf, Ketua Umum Propami, NS. Aji Martono, memberikan pandangannya mengenai hasil CSA Index Desember 2024.
Ia menyatakan, “Pelaku pasar optimis akan potensi terjadinya window dressing sehingga IHSG akan menguat.”
Di sisi lain, The Fed diperkirakan akan mulai menurunkan suku bunga pada akhir 2024, yang berpotensi menarik aliran masuk modal asing ke pasar saham Indonesia.
Tiongkok, sebagai mitra dagang utama Indonesia, juga menunjukkan tanda-tanda pemulihan ekonomi, yang dapat meningkatkan permintaan komoditas ekspor Indonesia, khususnya dari sektor logam dan energi.
Namun, tantangan tetap ada. Ketegangan politik dan geopolitik, serta ketidakpastian pemilu di beberapa negara besar, dapat menekan volatilitas pasar modal.
Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga berpotensi memberikan tekanan pada sektor-sektor yang bergantung pada impor bahan baku.
Meskipun IHSG menghadapi tantangan dari sentimen eksternal, prospek domestik yang kuat memberikan harapan untuk pergerakan positif hingga akhir tahun 2024.
Untuk pertama kalinya, seluruh pelaku pasar menunjukkan optimisme terhadap kinerja IHSG dalam 12 bulan ke depan.
Meskipun hasil ini meningkat dibandingkan bulan November, target IHSG mengalami penurunan.
Pelaku pasar memperkirakan IHSG dapat ditutup pada level 7878, mencerminkan penguatan sebesar 4,01% dalam 12 bulan ke depan.
Target yang lebih realistis ini muncul setelah koreksi yang terjadi selama bulan November.
CSA Index juga mencermati sektor-sektor yang akan menjadi penggerak utama IHSG di bulan Desember.
Sektor Financial kembali menjadi pilihan utama pelaku pasar, sejalan dengan tren beberapa bulan terakhir.
Pelaku pasar melihat sektor ini, bersama dengan sektor energi, sebagai pilihan investasi yang menarik, mengingat banyaknya emiten dengan kapitalisasi pasar yang tinggi.
Kedua sektor ini diharapkan dapat menjadi motor utama penggerak IHSG ke depan.
Dengan berbagai sentimen positif dan tantangan yang ada, pasar tetap optimis menyongsong akhir tahun 2024.
Investor diharapkan dapat memanfaatkan momentum ini untuk meraih peluang yang ada di pasar.