MajalahTime.com – Ekspresi optimis dan semangat tampak terpancar pada raut wajah para delegasi peserta Musyawarah Nasional (Munas) dan Seminar Nasional Perkumpulan Lembaga Sertifikasi Profesi Perguruan Tinggi Muhammadiyah/Aisiyah (PLSP PTMA) seluruh Indonesia, yang diselenggarakan pada tanggal 27-29 Juni 2024 di Yogyakarta.
Kabar gembira untuk masyarakat Indonesia, bagi yang punya keinginan untuk menjadi lulusan Perguruan Tinggi yang kompeten, dapat bergegas mendaftar ke Perguruan Tinggi yang sudah menyiapkan bekal kepada calon lulusannya berupa sertifikat kompetensi sebagai rekognisi dari industri para pengguna lulusan untuk bersaing di kancah global.
“Pada dasarnya, BNSP memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia (baik yang berstatus Negeri maupun Swasta) untuk mengajukan permohonan lisensi mendirikan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)”, sebagaimana disampaikan oleh Prof Amilin, selaku salah satu Narasumber pada kegiatan Seminar Nasional ini.
Dalam kesempatan ini, Majelis Diklitbang PP Muhammadiyah sangat cerdas, cepat, dan begitu solid dalam merespon dengan jeli kesempatan yang diberikan oleh BNSP, sehingga menjadikan PTMA menjadi Perguruan Tinggi yang memiliki LSP Pihak Kesatu (P1) terlisensi BNSP terbanyak di Indonesia.
Lebih lanjut, Prof Amilin, yang saat ini menjabat sebagai Komisioner BNSP pada Sektor Pendidikan, menyatakan bahwa “Dalam proses percepatan verifikasi skema sertifikasi, BNSP menerapkan kebijakan yang sejalan dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, dan Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 2019 tentang Penyediaan Tenaga Kerja Kompeten Dalam Bidang Perdagangan Jasa.”
Prof Amilin, yang saat ini masih tercatat sebagai Guru Besar pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, menyatakan bahwa: “Penting dilakukan proses pemetaan profil lulusan untuk semua program studi yang ada di lingkungan PTMA, sehingga memudahkan dalam proses penyusunan skema keahlian, untuk menyiapkan SDM kompeten dalam menghadapi bonus demografi, untuk menyongsong Indonesia Emas 2045”.
Prof Bambang Setiaji, selaku Ketua Majelis Diklitbang PP Muhammadiyah, dalam sambutannya menyatakan bahwa “Majelis Diklitbang PP Muhammadiyah mendukung upaya percepatan pendirian LSP untuk membekali kompetensi kepada para lulusan di lingkungan PTMA, agar siap menghadapi bonus demografi, dalam menyongsong Indonesia Emas 2045”.
Eko Aribowo, selaku Direktur LSP Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, sekaligus Ketua Umum PLSP PTMA terpilih hasil Munas untuk Periode 2024-2027, menyatakan bahwa “LSP UAD dengan senang hati siap untuk berbagi pengalaman kepada Perguruan Tinggi lain tentang proses lisensi ke BNSP, dan bagaimana cara melakukan tata kelola LSP dengan baik dan profesional”.
Lebih lanjut, Eko Aribowo, menyatakan bahwa: “PLPS PTMA siap mengawal semua PTMA untuk mendapatkan lisensi dari BNSP, sehingga PLSP PTMA menjadi terdepan di Indonesia”.
Narasumber lainnya, Andy Dwi Bayu Bawono, yang sekaligus menjabat sebagai Bendahara Majelis Diklitbang PP Muhammadiyah, menyatakan bahwa “Terdapat 172 PTMA di Indonesia (termasuk 1 PTMA di Malaysia), dengan jumlah Student Body per Mei 2024 sebanyak 611.208 mahasiswa”.
Oleh karena itu diperlukan kebijakan untuk mengakomodir kepentingan perguruan tinggi Muhamadiyah/Aisiyah se-Indonesia, dengan menjadikan PLSP PTMA sebagai media sharing experience.
Lebih lanjut, Andi Dwi Bayu Bawono menyampaikan rasa optimis-nya:
“Dengan menggandeng BNSP, eksistensi LSP di lingkungan PTMA seluruh Indonesia, sangat optimis dapat menghasilkan lulusan kompeten yang memiliki daya saing global, sehingga para alumni siap menghadapi bonus demografi dalam menyongsong Indonesia Emas 2045”.
Seminar ini dipandu oleh Lukito Dwi Yuwono, Dosen sekaligus Asesor Kompetensi LSP Universitas Muhammadiyah Metro Lampung.
Setelah para narasumber selesai menyampaikan pemaparannya, para peserta seminar begitu antusias mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis dan smart kepada para narasumber.
Suasana diskusi berjalan hangat, dinamis, dan kondusif sehingga para peserta mendapatkan banyak pencerahan ilmu pengetahuan dari para narasumber.