MAJALAHTIME.COM – Penggunaan rudal buatan Barat oleh Ukraina memantik perdebatan panas.
Kremlin, kantor presiden Rusia, mengeluarkan peringatan keras bahwa langkah tersebut bisa menjadi pemicu bagi Rusia untuk mengambil keputusan ekstrem: menggunakan senjata nuklir.
Pernyataan ini memancing perhatian global, menyoroti eskalasi konflik yang berpotensi membawa konsekuensi dahsyat.
Dekret Nuklir Putin: Apa yang Membuat Dunia Waswas?
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menegaskan bahwa penggunaan rudal Barat oleh Ukraina dapat dianggap sebagai serangan oleh negara nonnuklir yang didukung kekuatan nuklir. “Ya, doktrin kami memungkinkan hal itu,” ujar Peskov dalam konferensi pers di Moskow, merujuk pada dekret nuklir terbaru yang ditandatangani Presiden Vladimir Putin.
Dekret ini menjabarkan situasi apa saja yang bisa menjadi alasan Rusia untuk melancarkan serangan nuklir. Salah satunya adalah skenario di mana negara nonnuklir menyerang Rusia dengan dukungan eksplisit negara pemilik kekuatan nuklir. Dalam konteks ini, rudal-rudal dari Barat yang digunakan Ukraina dianggap sebagai bukti nyata dari skenario tersebut.
Pesan Putin Lewat Doktrin Baru
Dekret nuklir yang diperbarui ini bukan kebijakan dadakan. Menurut Peskov, perubahan ini telah direncanakan jauh sebelumnya. Ia menyebut doktrin ini “sangat penting” untuk memperkuat pencegahan terhadap serangan nuklir.
“Tujuan utama doktrin ini adalah memastikan bahwa siapa pun yang berani menyerang Rusia atau sekutunya akan menghadapi konsekuensi tak terelakkan,” tegas Peskov. Namun, ia juga menggarisbawahi bahwa senjata nuklir tetap dianggap sebagai opsi terakhir, hanya digunakan jika semua langkah lain telah gagal.
Konflik Global: Barat, Rusia, dan Balas Dendam Sanksi
Sementara itu, hubungan Rusia dengan Amerika Serikat kembali disorot. Peskov menegaskan bahwa Rusia tidak akan mencabut sanksi terhadap Senator Florida Marco Rubio, yang dikenai pembatasan sejak 2022. Menurutnya, langkah ini adalah bentuk perlakuan timbal balik setelah Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov juga mendapat sanksi serupa.
Pernyataan ini semakin memperlihatkan kebuntuan diplomasi antara dua kekuatan besar dunia, yang terus berbalas kebijakan agresif.
Dunia di Ambang Ketegangan Baru
Peringatan dari Kremlin ini seolah mengisyaratkan bahwa dunia tengah berjalan di atas garis tipis antara perang terbatas dan eskalasi besar-besaran. Jika langkah-langkah seperti penggunaan rudal Barat di Ukraina terus berlanjut, apakah Rusia benar-benar akan melaksanakan ancaman nuklirnya? Ataukah ini hanya langkah untuk memperkuat posisi tawar di tengah konflik geopolitik global?
Pertanyaan ini kini menjadi perhatian utama komunitas internasional, yang waswas terhadap potensi pecahnya perang nuklir di era modern.